Minggu, 01 Februari 2015

pengembangan kurikulum PAI



Makalah Individu

PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
(Implementasi Kurikulum)

Disusun Oleh :
Irvan Khoiri
1422010030

Program Studi      : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi                   : Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah                   : Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu : Dr. Agus Pahrudin, M.Pd


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
2015 M/ 1436 H



KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad saw yang kita harapkan syafaatnya nanti di hari akhir.
Makalah ini berjudul “Implementasi Kurikulum”. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI dengan dosen Pengampu Dr. Agus Pahrudin, M.Pd
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, hal tersebut semata-mata kerena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang  penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pembaca.
Akhirnya penulis memohon taufik dan hidayah-Nya kepada Allah Rabb seluruh alam. Dan semoga makalah ini bermanfaat pribadi penulis dan bagi kita semua. Amiin....

                                                            Bandar Lampung,   Desember 2014
Penulis,



Irvan Khoiri
1422010030               



 


DAFTAR ISI

                                                                                                                         
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ......... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... ......... iii

BAB   I      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ......................................................... ......... 1
B.     Rumusan Masalah ............................................................................ 2

BAB  II     PEMBAHASAN
A.    Pengertian Implementasi Kurikulum................................................. 3
B.     Tahap-tahap Implementasi Kurikulum.............................................. 4
C.     Faktor-faktor yang mempengaruhi.................................................... 4
D.    Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum................................. ......... 5
E.     Model Implementasi Kurikulum.............................................. ......... 7
1.      Tahap Perencanaan............................................................. ......... 9
2.      Tahap Pelaksanaan....................................................................... 9
3.      Tahap Evaluasi............................................................................. 10

BAB  III    PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................. ......... 11
DAFTAR PUSTAKA

 



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kata pengantar Buku Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan ini memberikan dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjungjung tinggi hak azasi manusia. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidkan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntunan perubahan lokal, nasional dan global sehingga perlu adanya pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Upaya dan pengembangan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia secara terencana dimulai sejak tahun 1969 dalam program pembanguna lima tahun pertama (Pelita I), melalui pembanguna dan peningkatan mutu dasar menengah serta pendidikan tinggi, baik menggunkan dana APBN maupun dana pinjaman luar negeri.[1]
Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai pengikat kurikulum tingakat satuan pendidikan yang dikembangkan oleh setiap sekolah dan satuan pendidikan di berbagai wilayah dan daerah. Implementasi kurikulum marupakan proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan perunahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap, sedangakan implementasi kurikulum adalah suatu proses penerapan kurikulum dalam komponen satuan mata pelajaran sebagai aktualisasi kurukulum tertulis kedalam bentuk pembelajaran.[2] Kurikulum sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan khususnya disekolah maupun dalam perguruan tinggi untuk pedoman pengajaran.
B.     Rumusan Masalah
Berdasakan latar  belakang diatas, maka penulis rumuskan masalah sebagai beriku:
1.      Apa pengertian impementasi kurikulum?
2.      Apa tahap-tahap implementasi kurikulum?
3.      Apa faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum?
4.      Apa prinsip-prinsip implementasi kurikulum?
5.      Apa model implementasi kurikulum?

























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Implementasi Kurikulum
Pengertian secara bahasa sebagaimana dalam Oxford Advance Leraner’s Dictionary yang dikutip dalam  Mulyasa Implementasi adalah penerapan suatu yang memberikan efek atau dampak. Lebih lanjut disebutkan implementasi adalah proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingg memberiksn dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, ataupun nilai dan sikap.
Kemudian implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) kedalam bentuk pembelajaraan. Implementasi dapat juga diartika sebagai pelaksanaan dan penerapan. Ada beberapa pendapat yang dikutip dari Binti Maunah diantaranya pendapat Majone dan Wildavky (1979) yang menegemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam pressma. dan Wildavzky, 1984). Implementasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses penerapan ide dan konsep. Adapun kurikulum dapat diartikan dokumen kurikulum (kurikulum potensial).[3] Dikemukakan juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator sebagai penegembangan kurikulum , dan peserta didika sebagai subjek belajar.[4]
Maka implementasi kurikulum adalah penerapan, ide, konsep kurikulum potensial (dalam bentuk dokumen kurikulum) kedalam kurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaraan.[5]





B.     Tahap-tahap Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok, yaitu pengembangan program , pelaksanaan pembelajaran , dan evaluasi.
1.      Pengembangan program mencakup program tahunan,semester atau caturwulan, bulana, mingguan, dan harian. Ada juga program bimbingan konseling atau program remedial.
2.      Pelaksanaan pengajaran. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjukan terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik tersebut.
3.      Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum catur wulan atau semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.

C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum
Implementasi Kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor berikut.
1.      Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasaanya bagi pengguna di lapangan.
2.      Strategi implementasi: yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.
3.      Karakteristik pengguna kurikulumyang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemempuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.





Sejalan dengan uraian di atas, Mars (1998) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal yang datang dalam diri guru sendiri. Dari beberapa faktor tersebut guru merupakan faktor penentu di samping faktor-faktor yang lain. [6]

D.    Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum
Dalam implementasi kurikulum , terdapat berbagai prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan ,yaitu:
1.      Perolehan kesempatan yang sama
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan peserta didik secara demokratisdan berkeadilan, untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2.      Berpusat pada anak
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, berkerja sama, dan menilai diri sendiri sangat diutamakan, agar peserta didik mampu membangun kemauan , pemahaman dan pengetahuannya.penyajiannya disesuaikan dengan tahapan-tahapan perkembangan peserta didik melalui perkembangan peserta didik melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
3.      Pendekatan dan kemitraan
Pendekatanyang digunakan dalam pengorganisasian pengalaman belajar berfokus pada kebutuhan peserta didik yang berpariasi dan mengintregasikan berbagai disiplin ilmu.
4.      Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
Standar kopetensi disusun oleh pusat, dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Standar kopetensi dapat dijadiknan acuan penyusunan kurikulum berdivertifikasi , berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, serta bertaraf internasional.

E.     Model Implementasi Kurikulum
Model-model implementasi kurikulum secara konseptual menurut Miller & Seller dapat disebutkan sebagai berikut: “Concer-Based Adoption Models (CBAM), The Inovations Profile Models, dan Trust Opening Realization Independence (TORI) Model”. Ketiga model tersebut, berkaitan dengan pandangan bahwa implementasi kurikulum pada dasarnya mengandung sesuatu yang baru atau memiliki dimensi inovasi, terutama dibandingkan dengan kurikulum yang pernah ada. Lebih jelasnya akan dijelaskan berikut ini:
Concer-Based Adoption Model dikembangkan oleh Hall dan Loucks pada tahun 1978. Model implementasi kurikulum ini mengidentifikasi berbagai tingkatan perhatian guru terhadap suatu pembaharuan dan bagaimana guru mengadakan pembaharuan di dalam kelas. Walaupun bersifat deskriptif, tetapi model ini dapat membantu pengembang kurikulum dan para guru mengembangkan strategi-strategi implementasi. Model ini disebut juga transaction models.
The Inovations Profile Model dikembangkan oleh Leithwood pada tahun 1982, yang juga berfokus pada guru. Model implementasi kurikulum ini, memungkinkan para guru dan pengembang kurikulum untuk mengembangkan suatu gambaran (profile), hambatan-hambatan dalam melakukan perubahan, serta berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Model Leithwood ini tidak hanya bersifat deskriptif, tetapi juga memberikan strategi-strategi bagi guru untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi. Kedua model di atas dapat digunakan dalam implementasi program yang memiliki orientasi beragam, serta kedua model ini paling sering digunakan dalam orientasi kurikulum transaksional (transaction curriculum).
Trust Opening Realization Independence (TORI) Model dikembangkan oleh Gobb pada tahun 1978, yang didasarkan kepada orientasi kurikulum transformasional (transformation curriculum). Model implementasi kurikulum ini memfokuskan pada perubahan pribadi dan sosial. Model TORI ini memberikan suatu skala yang membantu para guru mengidentifikasi seberapa besar lingkungan sekolah dapat menerima dan mengimplementasikan suatu inovasi (termasuk dalam implementasi kurikulum); serta memberikan panduan untuk memudahkan implementasi perubahan.
Senada dengan hal tersebut Ornstain dalam Hasan mengemukakan bahwa terdapat beberapa model implementasi kurikulum, yaitu:
Overcoming Resistance to Change Model (Model ORC). Model implementasi kurikulum ini, didasarkan pada asumsi yaitu sukses atau gagalnya usaha perubahan secara organisasi yang direncanakan. Implementasi inovasi di sekolah dan lembaga pendidikan, dapat dikelompokan menjadi empat tahap :
1.       Unrellated Concern: pada level ini guru tidak merasakan hubungan antar mereka disarankan perubahan.
2.      Personal Concern: pada tahap ini reaksi individual; pada inovasi berkaitan dengan situasi personal. Berkonsentrasi pada bagaimana program baru dibandingkan dengan program yang sedang berjalan, khususnya pada apa yang dia lakukan.
3.      Task-Related Concern: berkaitan dengan manfaat aktual inovasi kelas.
4.      Impact-Relatde Concern: ketika reaksi pada tahap ini, guru lebih berpusat pada bagaimana inovasi bisa mempengaruhi lainnya dalam hal ini organisasi keseluruhan. Guru tertarik dalam hal bagaimana program baru dapat memengaruhi siswa, lembaga dan masyarakat.



Organization Divelopment Model (OD) merupakan pengembangan organisasi digunakan untuk memberi makna pendekatan yang lebih khusus untuk membawa perubahan dan perbaikan dalam suatu organisasi. Model OD memandang proses implementasi sebagai proses interaktif yang terjadi. Tugas dari implementasi tidak pernah berakhir dimana selalu ada ide baru untuk membawa program baru, material baru dan metode yang diharapkan untuk muncul.
Educational parts, unit, and loop. Model implementasi kurikulum ini,memandang implementasi dari sudut keorganisasian, organisasi bisa menciptakan kondisi-kondisi yang secara signifikan memengaruhi individu dalam menerima inovasi dan cara mereka dilibatkan dalam pengimplementasiannya. Program baru yang sedang diimplementasikan di sekolah memberikan kesempatan bagi semua pihak terkait seperti peserta didik, guru, ketua, dan kepala sekolah. Bagaimanapun, implementasi sukses akan membutuhkan energi, waktu dan kesabaran.
Educational Change Model. Model implementasi kurikulum ini, memandang bahwa efektivitas dalam memanfaatkan implementasi tergantung seberapa baik orang menyerap keseluruhan konsep implementasi. Setiap orang yang ingin menerapkan kurikulum yang baru perlu memahami karakteristik perubahan perlu dipertimbangkan.
Model-model implementasi kurikulum tersebut, menawarkan berbagai macam model implementasi yang dikembangkan oleh guru. Model ORC misalnya menekankan pentingnya manajemen guru dan pemimpin. Model OD menekankan adanya perubahan dan perbaikan dalam suatu organisasi[7].
Beberapa postulat yang penting dipahami, terlebih untuk dapat menerapkan model pengembangan implementasi manajemen strategi ini.
1.      Implementsi kurikulum dipandang sebagai system. Fungsi-fungsi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) dipandang sebagai elemen atau sub system proses dari system implementasi kurikulum.
2.      Masing-masing komponen (sub system) proses terdapat komponen-komponen lain yang membentuk komponen (sub system) tersebut.
3.      Setiap tahap atau fungsi pengelolaan kurikulum juga terdapat tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4.      Setiap tahapan kegiatan selalu diperhatikan keadaan factor internal dan eksternal yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
5.      Arah tujuan pada setiap tahapan implementtasi ditujukan untuk menghasilkan produk berbeda yang saling berkaitan, dan secara keseluruhan ditunjukan untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan (kualitas internal dan kualitas eksternal).
Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
a.       Tahap perencanaan implementasi
Tahap ini bertujuan untuk mengurangi visi dan misi atau pengembangan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Terdapat tahapan proses pembuatan keputusan yang meliputi:
1)      Identifikasi masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai)
2)      Pengembangan setiap alternative metode, evaluasi personalia, anggaran dan waktu.
3)      Evaluasi setiap alternative tersebut dan,
4)      Penentuan alternative yang baik. (porter 1996)

b.      Tahapan pelaksanaan implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumberdaya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya. Jenis kegiatan dapat berpariasi, sesuai dengan kondisi yang ada. Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat, serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan, diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh tim terpadu, menurut departemen/divisi/seksi masing-masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Secara umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.
c.       Tahapan Evaluasi implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai di bandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan prasarana, anggaran personal, dan waktu yang ditentukan dalam tahap perencanaan.[8]













BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Implementasi kurikulum adalah penerapan, ide, konsep kurikulum potensial (dalam bentuk dokumen kurikulum) kedalam kurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaraan.
Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok, yaitu pengembangan program , pelaksanaan pembelajaran , dan evaluasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah sebagai berikut : karakteristik kurikulum, strategi implementasi dan karakteristik pengguna kurikulum.
Dalam implementasi kurikulum , terdapat berbagai prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan ,yaitu: Perolehan kesempatan yang sama, berpusat pada anak, pendekatan dan kemitraan, dan kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan Standar kopetensi disusun oleh pusat, dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah.
Model-model implementasi kurikulum, menawarkan berbagai macam model implementasi yang dikembangkan oleh guru. Model ORC misalnya menekankan pentingnya manajemen guru dan pemimpin. Model OD menekankan adanya perubahan dan perbaikan dalam suatu organisasi





DAFTAR PUSTAKA

Hari Suderadjat, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: CV
Cipta Cekas Grafika, 2004)

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009)

Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, ( Yogyakarta:Pedagogia, 2012)
Oemar Hamalik, Implementasi Kurikulum (Bandung: Yayasan al-Madani Terpadu 2007)
M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Press, 1998).



[1]Hari Suderadjat, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: CV Cipta Cekas Grafika, 2004), hlm. 1-2
[2]  Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 2
[3] Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, ( Yogyakarta:Pedagogia, 2012), hlm. 98
[4] Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 179
[5]  Op.cit. hlm. 98
[6] Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 179-180
[7] Oemar Hamalik, Implementasi Kurikulum (Bandung: Yayasan al-Madani Terpadu 2007)
[8] M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Press, 1998).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar