Makalah Individu
PENGEMBANGAN
KURIKULUM PAI
(Implementasi
Kurikulum)
Disusun
Oleh :
Irvan Khoiri
1422010030
Program Studi : Ilmu Tarbiyah
Konsentrasi : Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen Pengampu : Dr. Agus Pahrudin, M.Pd
PROGRAM
PASCASARJANA
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN
INTAN LAMPUNG
2015
M/ 1436 H
KATA
PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi besar Muhammad saw yang kita harapkan syafaatnya nanti di hari akhir.
Makalah ini berjudul “Implementasi
Kurikulum”. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI
dengan dosen Pengampu Dr. Agus Pahrudin, M.Pd
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan, hal tersebut semata-mata kerena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang penulis
miliki. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pembaca.
Akhirnya penulis memohon taufik dan hidayah-Nya kepada
Allah Rabb seluruh alam. Dan semoga makalah ini bermanfaat pribadi penulis dan bagi
kita semua. Amiin....
Bandar
Lampung, Desember 2014
Penulis,
Irvan Khoiri
1422010030
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ......... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... ......... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ......................................................... ......... 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Implementasi Kurikulum................................................. 3
B.
Tahap-tahap Implementasi Kurikulum.............................................. 4
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi.................................................... 4
D.
Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum................................. ......... 5
E.
Model Implementasi Kurikulum.............................................. ......... 7
1.
Tahap Perencanaan............................................................. ......... 9
2.
Tahap Pelaksanaan....................................................................... 9
3.
Tahap Evaluasi............................................................................. 10
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.............................................................................. ......... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kata pengantar Buku Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan ini memberikan
dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip
demokrasi, desentralisasi, otonomi, keadilan dan menjungjung tinggi hak azasi
manusia. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidkan untuk
menghadapi tantangan sesuai dengan tuntunan perubahan lokal, nasional dan
global sehingga perlu adanya pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah,
dan berkesinambungan.
Upaya dan pengembangan peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia secara terencana dimulai sejak tahun 1969 dalam program
pembanguna lima tahun pertama (Pelita I), melalui pembanguna dan peningkatan
mutu dasar menengah serta pendidikan tinggi, baik menggunkan dana APBN maupun
dana pinjaman luar negeri.[1]
Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai
pengikat kurikulum tingakat satuan pendidikan yang dikembangkan oleh setiap
sekolah dan satuan pendidikan di berbagai wilayah dan daerah. Implementasi
kurikulum marupakan proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam
suatu tindakan praktis sehingga memberikan perunahan pengetahuan, keterampilan
maupun nilai dan sikap, sedangakan implementasi kurikulum adalah suatu proses
penerapan kurikulum dalam komponen satuan mata pelajaran sebagai aktualisasi
kurukulum tertulis kedalam bentuk pembelajaran.[2]
Kurikulum sangat penting dalam suatu lembaga pendidikan khususnya disekolah
maupun dalam perguruan tinggi untuk pedoman pengajaran.
B.
Rumusan Masalah
Berdasakan latar belakang diatas, maka penulis rumuskan
masalah sebagai beriku:
1.
Apa pengertian impementasi kurikulum?
2.
Apa tahap-tahap implementasi kurikulum?
3.
Apa faktor yang mempengaruhi implementasi
kurikulum?
4.
Apa prinsip-prinsip implementasi kurikulum?
5.
Apa model implementasi kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Implementasi Kurikulum
Pengertian secara bahasa sebagaimana dalam Oxford
Advance Leraner’s Dictionary yang dikutip dalam Mulyasa Implementasi adalah penerapan suatu
yang memberikan efek atau dampak. Lebih lanjut disebutkan implementasi adalah
proses penerapan ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan
praktis sehingg memberiksn dampak baik berupa perubahan pengetahuan,
keterampilan, ataupun nilai dan sikap.
Kemudian implementasi kurikulum dapat juga
diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) kedalam
bentuk pembelajaraan. Implementasi dapat juga diartika sebagai pelaksanaan dan
penerapan. Ada beberapa pendapat yang dikutip dari Binti Maunah diantaranya
pendapat Majone dan Wildavky (1979) yang menegemukakan bahwa implementasi
adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan (dalam pressma. dan
Wildavzky, 1984). Implementasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses
penerapan ide dan konsep. Adapun kurikulum dapat diartikan dokumen kurikulum
(kurikulum potensial).[3] Dikemukakan
juga bahwa implementasi kurikulum merupakan proses interaksi antara fasilitator
sebagai penegembangan kurikulum , dan peserta didika sebagai subjek belajar.[4]
Maka implementasi kurikulum adalah penerapan,
ide, konsep kurikulum potensial (dalam bentuk dokumen kurikulum) kedalam
kurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaraan.[5]
B.
Tahap-tahap Implementasi Kurikulum
Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok, yaitu
pengembangan program , pelaksanaan pembelajaran , dan evaluasi.
1.
Pengembangan
program mencakup program tahunan,semester atau caturwulan, bulana, mingguan,
dan harian. Ada juga program bimbingan konseling atau program remedial.
2.
Pelaksanaan
pengajaran. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengondisikan lingkungan agar menunjukan terjadinya perubahan prilaku bagi
peserta didik tersebut.
3.
Evaluasi
proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum catur wulan
atau semester serta penilaian akhir formatif dan sumatif mencakup penilaian
keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.
C.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum
Implementasi Kurikulum dipengaruhi oleh tiga
faktor berikut.
1.
Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang
lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasaanya bagi pengguna di lapangan.
2.
Strategi implementasi: yaitu strategi yang
digunakan dalam implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka
karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong
penggunaan kurikulum di lapangan.
3.
Karakteristik pengguna kurikulumyang meliputi
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta
kemempuanya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.
Sejalan dengan uraian di atas, Mars (1998)
mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum, yaitu
dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru, dan dukungan internal
yang datang dalam diri guru sendiri. Dari beberapa faktor tersebut guru
merupakan faktor penentu di samping faktor-faktor yang lain. [6]
D.
Prinsip-prinsip Implementasi Kurikulum
Dalam implementasi kurikulum , terdapat berbagai prinsip yang
menunjang tercapainya keberhasilan ,yaitu:
1.
Perolehan
kesempatan yang sama
Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat yang memberdayakan
peserta didik secara demokratisdan berkeadilan, untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
2.
Berpusat
pada anak
Upaya memandirikan peserta didik untuk belajar, berkerja sama, dan
menilai diri sendiri sangat diutamakan, agar peserta didik mampu membangun
kemauan , pemahaman dan pengetahuannya.penyajiannya disesuaikan dengan
tahapan-tahapan perkembangan peserta didik melalui perkembangan peserta didik
melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
3.
Pendekatan
dan kemitraan
Pendekatanyang digunakan dalam pengorganisasian pengalaman belajar
berfokus pada kebutuhan peserta didik yang berpariasi dan mengintregasikan
berbagai disiplin ilmu.
4.
Kesatuan
dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan
Standar kopetensi disusun oleh pusat, dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Standar kopetensi dapat dijadiknan acuan penyusunan kurikulum berdivertifikasi , berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, serta bertaraf internasional.
Standar kopetensi disusun oleh pusat, dan cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah atau sekolah. Standar kopetensi dapat dijadiknan acuan penyusunan kurikulum berdivertifikasi , berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik, serta bertaraf internasional.
E.
Model Implementasi Kurikulum
Model-model implementasi kurikulum secara konseptual menurut Miller & Seller dapat disebutkan
sebagai berikut: “Concer-Based Adoption Models (CBAM), The Inovations
Profile Models, dan Trust Opening Realization Independence (TORI) Model”.
Ketiga model tersebut, berkaitan dengan pandangan bahwa implementasi kurikulum
pada dasarnya mengandung sesuatu yang baru atau memiliki dimensi inovasi,
terutama dibandingkan dengan kurikulum yang pernah ada. Lebih jelasnya akan
dijelaskan berikut ini:
Concer-Based Adoption Model
dikembangkan oleh Hall dan Loucks pada tahun 1978. Model implementasi kurikulum
ini mengidentifikasi berbagai tingkatan perhatian guru terhadap suatu
pembaharuan dan bagaimana guru mengadakan pembaharuan di dalam kelas. Walaupun
bersifat deskriptif, tetapi model ini dapat membantu pengembang kurikulum dan
para guru mengembangkan strategi-strategi implementasi. Model ini disebut juga transaction
models.
The Inovations Profile Model dikembangkan
oleh Leithwood pada tahun 1982, yang juga berfokus pada guru. Model
implementasi kurikulum ini, memungkinkan para guru dan pengembang kurikulum
untuk mengembangkan suatu gambaran (profile), hambatan-hambatan dalam
melakukan perubahan, serta berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut. Model
Leithwood ini tidak hanya bersifat deskriptif, tetapi juga memberikan
strategi-strategi bagi guru untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam
implementasi. Kedua model di atas dapat digunakan dalam implementasi program
yang memiliki orientasi beragam, serta kedua model ini paling sering digunakan
dalam orientasi kurikulum transaksional (transaction curriculum).
Trust Opening Realization Independence (TORI) Model dikembangkan oleh Gobb pada tahun 1978, yang didasarkan kepada
orientasi kurikulum transformasional (transformation curriculum). Model
implementasi kurikulum ini memfokuskan pada perubahan pribadi dan sosial. Model
TORI ini memberikan suatu skala yang membantu para guru mengidentifikasi seberapa
besar lingkungan sekolah dapat menerima dan mengimplementasikan suatu inovasi
(termasuk dalam implementasi kurikulum); serta memberikan panduan untuk
memudahkan implementasi perubahan.
Senada dengan hal tersebut Ornstain dalam Hasan mengemukakan bahwa
terdapat beberapa model implementasi kurikulum, yaitu:
Overcoming Resistance to Change Model (Model ORC). Model implementasi kurikulum ini, didasarkan pada asumsi yaitu
sukses atau gagalnya usaha perubahan secara organisasi yang direncanakan.
Implementasi inovasi di sekolah dan lembaga pendidikan, dapat dikelompokan
menjadi empat tahap :
1.
Unrellated Concern: pada level ini guru
tidak merasakan hubungan antar mereka disarankan perubahan.
2.
Personal
Concern: pada tahap ini reaksi individual;
pada inovasi berkaitan dengan situasi personal. Berkonsentrasi pada bagaimana
program baru dibandingkan dengan program yang sedang berjalan, khususnya pada
apa yang dia lakukan.
3.
Task-Related
Concern: berkaitan dengan manfaat aktual
inovasi kelas.
4.
Impact-Relatde
Concern: ketika reaksi pada tahap ini, guru
lebih berpusat pada bagaimana inovasi bisa mempengaruhi lainnya dalam hal ini
organisasi keseluruhan. Guru tertarik dalam hal bagaimana program baru dapat
memengaruhi siswa, lembaga dan masyarakat.
Organization Divelopment Model (OD) merupakan pengembangan organisasi digunakan untuk memberi makna
pendekatan yang lebih khusus untuk membawa perubahan dan perbaikan dalam suatu
organisasi. Model OD memandang proses implementasi sebagai proses interaktif yang
terjadi. Tugas dari implementasi tidak pernah berakhir dimana selalu ada ide
baru untuk membawa program baru, material baru dan metode yang diharapkan untuk
muncul.
Educational parts, unit, and loop. Model implementasi kurikulum ini,memandang implementasi dari sudut
keorganisasian, organisasi bisa menciptakan kondisi-kondisi yang secara
signifikan memengaruhi individu dalam menerima inovasi dan cara mereka
dilibatkan dalam pengimplementasiannya. Program baru yang sedang
diimplementasikan di sekolah memberikan kesempatan bagi semua pihak terkait
seperti peserta didik, guru, ketua, dan kepala sekolah. Bagaimanapun,
implementasi sukses akan membutuhkan energi, waktu dan kesabaran.
Educational Change Model. Model
implementasi kurikulum ini, memandang bahwa efektivitas dalam memanfaatkan
implementasi tergantung seberapa baik orang menyerap keseluruhan konsep
implementasi. Setiap orang yang ingin menerapkan kurikulum yang baru perlu
memahami karakteristik perubahan perlu dipertimbangkan.
Model-model implementasi kurikulum tersebut, menawarkan berbagai
macam model implementasi yang dikembangkan oleh guru. Model ORC misalnya
menekankan pentingnya manajemen guru dan pemimpin. Model OD menekankan adanya
perubahan dan perbaikan dalam suatu organisasi[7].
Beberapa postulat yang penting dipahami, terlebih untuk dapat
menerapkan model pengembangan implementasi manajemen strategi ini.
1.
Implementsi
kurikulum dipandang sebagai system. Fungsi-fungsi pengelolaan (perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi) dipandang sebagai elemen atau sub system proses dari
system implementasi kurikulum.
2.
Masing-masing
komponen (sub system) proses terdapat komponen-komponen lain yang membentuk
komponen (sub system) tersebut.
3.
Setiap
tahap atau fungsi pengelolaan kurikulum juga terdapat tahapan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
4.
Setiap
tahapan kegiatan selalu diperhatikan keadaan factor internal dan eksternal yang
berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
5.
Arah
tujuan pada setiap tahapan implementtasi ditujukan
untuk menghasilkan produk berbeda yang saling berkaitan, dan secara keseluruhan
ditunjukan untuk memperbaiki kondisi pelaksanaan (kualitas internal dan
kualitas eksternal).
Secara garis besar tahapan implementasi kurikulum meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
a.
Tahap
perencanaan implementasi
Tahap ini bertujuan untuk mengurangi visi dan misi atau
pengembangan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai. Terdapat
tahapan proses pembuatan keputusan yang meliputi:
1)
Identifikasi
masalah yang dihadapi (tujuan yang ingin dicapai)
2)
Pengembangan
setiap alternative metode, evaluasi personalia, anggaran dan waktu.
3)
Evaluasi
setiap alternative tersebut dan,
4)
Penentuan
alternative yang baik. (porter 1996)
b.
Tahapan
pelaksanaan implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah
disusun dalam fase perencanaan, dengan menggunakan sejumlah teknik dan
sumberdaya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya.
Jenis kegiatan dapat berpariasi, sesuai dengan kondisi yang ada. Teknik yang
digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak
yang terlibat, serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam tahap
perencanaan, diterjemahkan kembali dalam praktik.
Pelaksanaan dilakukan oleh tim terpadu, menurut departemen/divisi/seksi
masing-masing atau gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Secara
umum, hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.
c.
Tahapan
Evaluasi implementasi
Tahapan ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama, melihat
proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah
pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan
jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang
dicapai. Hasil akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai di
bandingkan terhadap fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu
metode, sarana dan prasarana, anggaran personal, dan waktu yang ditentukan
dalam tahap perencanaan.[8]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Implementasi
kurikulum adalah penerapan, ide, konsep kurikulum potensial (dalam bentuk
dokumen kurikulum) kedalam kurikulum aktual dalam bentuk proses pembelajaraan.
Implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok, yaitu
pengembangan program , pelaksanaan pembelajaran , dan evaluasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah
sebagai berikut : karakteristik kurikulum, strategi implementasi
dan karakteristik pengguna kurikulum.
Dalam implementasi kurikulum , terdapat berbagai prinsip yang
menunjang tercapainya keberhasilan ,yaitu: Perolehan kesempatan yang sama,
berpusat pada anak, pendekatan dan kemitraan, dan kesatuan dalam kebijakan dan
keberagaman dalam pelaksanaan Standar kopetensi disusun oleh pusat, dan cara
penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing daerah
atau sekolah.
Model-model implementasi kurikulum, menawarkan berbagai macam model
implementasi yang dikembangkan oleh guru. Model ORC misalnya menekankan
pentingnya manajemen guru dan pemimpin. Model OD menekankan adanya perubahan
dan perbaikan dalam suatu organisasi
DAFTAR PUSTAKA
Hari Suderadjat, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Bandung: CV
Cipta Cekas
Grafika, 2004)
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
(Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009)
Wiji Hidayati, Pengembangan
Kurikulum, ( Yogyakarta:Pedagogia, 2012)
Oemar Hamalik, Implementasi Kurikulum (Bandung: Yayasan
al-Madani Terpadu 2007)
M. Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar
(Jakarta: Rajawali Press, 1998).
[1]Hari
Suderadjat, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: CV
Cipta Cekas Grafika, 2004), hlm. 1-2
[2] Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 2
[3]
Wiji Hidayati, Pengembangan Kurikulum, ( Yogyakarta:Pedagogia, 2012),
hlm. 98
[4]
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), hlm. 179
[5] Op.cit. hlm. 98
[6]
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), hlm. 179-180
[8] M. Sadirman, Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali Press, 1998).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar